SELAMAT DATANG DI BLOG RESMI SD TANJUNGANYAR 2

Jumat, 21 Februari 2025

pantun dulu ah......

 




1️⃣ Pergi ke pasar beli terasi,

Jangan lupa beli tomat juga.
Rajin belajar sejak dini,
Biar besar jadi orang berjaya!

2️⃣ Makan sate pakai lontong,
Minumnya es di pinggir jalan.
Kalau ulangan jangan contek dong,
Biar ilmunya beneran tertanam!

3️⃣ Ke sekolah naik sepeda,
Hati-hati jangan ngebut.
Kalau guru sedang bicara,
Dengarkan dulu jangan ribut!

4️⃣ Jalan-jalan ke rumah Pak Haji,
Beli semangka di warung Mbok Siti.
Buang sampah jangan sembarangan,
Biar lingkungan tetap bersih dan rapi!

5️⃣ Burung merpati terbang ke awan,
Singgah sebentar di pohon mangga.
Rajinlah shalat, jangan tinggalkan,
Biar hidup berkah dan bahagia!

Program "Anak Indonesia Hebat" dan Makan Bergizi Gratis: Mewujudkan Generasi Sehat, Cerdas, dan Berkarakter

 Mulai 24 Februari, SD Negeri Tanjunganyar 2 akan melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis, sebuah inisiatif pemerintah untuk memastikan setiap siswa mendapatkan asupan makanan yang sehat dan seimbang. Program ini selaras dengan "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat", yang bertujuan membentuk generasi muda yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memiliki karakter kuat, disiplin, dan berakhlak mulia.

Makanan yang disajikan dalam program ini telah disusun sesuai standar gizi, mencakup karbohidrat, protein, sayur, buah, dan susu, guna mendukung pertumbuhan dan daya pikir anak-anak. Selain itu, melalui kebiasaan makan yang sehat dan tertib, siswa juga dilatih untuk lebih bertanggung jawab serta menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Sebagai bagian dari "Anak Indonesia Hebat", sekolah juga mengimplementasikan berbagai kegiatan pendukung, seperti Senam Anak Indonesia Hebat dan lagu-lagu edukatif yang membantu anak-anak menyerap nilai-nilai positif dengan cara yang menyenangkan. Dengan pendekatan yang terintegrasi ini, diharapkan siswa tidak hanya memiliki tubuh yang kuat, tetapi juga mental yang sehat dan karakter yang unggul.

Dengan adanya kombinasi Program Makan Bergizi Gratis dan "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat", SD Negeri Tanjunganyar 2 berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat, inklusif, dan penuh semangat. Semoga dengan langkah ini, anak-anak semakin sehat, aktif, berprestasi, dan siap menjadi generasi emas Indonesia! 💪🍎🥦✨

Kebenaran Itu Relatif, Maka Bijaklah dalam Menyampaikannya




Dalam kehidupan manusia, kebenaran sering kali bersifat relatif. Apa yang dianggap benar oleh seseorang bisa berbeda dengan sudut pandang orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman, pengetahuan, dan lingkungan masing-masing. Karena itulah, kebenaran manusia tidak selalu mutlak, melainkan bisa berkembang seiring waktu dan pemahaman yang lebih luas.

Namun, meskipun kita merasa benar, bukan berarti kita bisa menyampaikan kebenaran tanpa mempertimbangkan kebijaksanaan. Sebab, benar belum tentu bijak. Kebenaran yang disampaikan tanpa memikirkan cara dan waktu yang tepat justru bisa melukai, menimbulkan kesalahpahaman, bahkan memperburuk keadaan.

Sejarah telah menunjukkan bahwa kebenaran ilmiah terus berkembang, dan dalam kehidupan sosial, norma yang dianggap benar di satu tempat bisa berbeda di tempat lain. Karena itu, penting bagi kita untuk tidak merasa paling benar, tetapi selalu terbuka terhadap pemikiran yang lebih luas.

Maka, sebelum menyampaikan sesuatu, tanyakanlah pada diri sendiri: Apakah ini benar? Apakah ini perlu? Dan apakah ini disampaikan dengan cara yang bijak? Dengan begitu, kita tidak hanya mengejar kebenaran, tetapi juga menciptakan harmoni dalam kehidupan.

Minggu, 09 Februari 2025

SEBERAPA pentingkah adab seorang murid


Dalam perjalanan menuntut ilmu, adab memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan kecerdasan. Sebagaimana dikatakan oleh para ulama, "Ilmu tanpa adab ibarat api tanpa kayu bakar, tidak akan bertahan lama." Adab adalah kunci utama yang membuka keberkahan ilmu, menjadikannya bermanfaat, dan membawa kesuksesan sejati dalam kehidupan.

Seorang pelajar yang memiliki adab akan selalu menghormati guru, bersikap sopan kepada teman, serta memiliki kesungguhan dalam belajar. Ia tidak hanya sekadar mengejar nilai atau gelar, tetapi juga memahami bahwa ilmu harus dicari dengan ketulusan dan digunakan untuk kebaikan.

Adab dalam belajar mencakup banyak hal, mulai dari niat yang ikhlas, mendengarkan dengan penuh perhatian, menjaga etika dalam berbicara, hingga mempraktikkan ilmu yang didapat. Dengan adab, ilmu yang diperoleh tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga memberikan cahaya dalam kehidupan, menjadikan seseorang lebih bijak dan bermanfaat bagi orang lain.

Sejarah telah mencatat bahwa para ulama besar seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Imam Al-Ghazali selalu mengutamakan adab sebelum ilmu. Mereka memahami bahwa tanpa adab, ilmu bisa menjadi petaka, tetapi dengan adab, ilmu akan menjadi berkah.

Maka, marilah kita sebagai pencari ilmu selalu menjaga adab dalam belajar. Karena dengan adab yang baik, ilmu yang kita dapatkan akan lebih bermakna, membawa keberkahan, dan menjadi bekal untuk kehidupan dunia serta akhirat.

Sabtu, 01 Februari 2025

"Belajar untuk Bekerja, Bolehkah?"

 

Setiap manusia membutuhkan ilmu untuk menjalani kehidupannya. Ilmu membuka wawasan, membentuk karakter, dan menjadi bekal dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bekerja. Namun, muncul pertanyaan: Bolehkah seseorang belajar dengan tujuan untuk bekerja?

Dalam Islam, belajar adalah kewajiban yang harus dijalankan sepanjang hayat. Rasulullah ﷺ bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah). Ilmu yang diperoleh dapat digunakan untuk banyak tujuan, termasuk bekerja. Selama niatnya baik—untuk mencari nafkah yang halal, membantu sesama, serta menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi—belajar demi bekerja bukanlah sesuatu yang salah. Justru, itu bisa menjadi bagian dari ibadah.

Bekerja adalah cara untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari. Dengan ilmu, seseorang bisa bekerja lebih profesional, memberikan manfaat bagi masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Allah berfirman:

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia..." (QS. Al-Qashash: 77).

Ayat ini menegaskan bahwa manusia boleh berusaha untuk kehidupan dunia, termasuk bekerja, asalkan tetap mengutamakan akhirat. Maka, belajar untuk bekerja bukanlah hal yang keliru, selama pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Yang perlu dihindari adalah jika seseorang hanya belajar demi pekerjaan semata, tanpa niat ibadah atau kontribusi kepada sesama. Ilmu seharusnya tidak hanya menjadi alat mencari penghidupan, tetapi juga jalan untuk memperbaiki diri, berbuat baik, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Jadi, bolehkah belajar untuk bekerja? Boleh, selama niatnya lurus dan pekerjaannya halal serta membawa keberkahan. Dengan begitu, ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi bekal menuju akhirat yang lebih baik.

Pentingnya Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sejak dini



Pendidikan adalah kunci untuk membuka cakrawala kehidupan yang lebih luas. Dalam konteks ini, pendidikan agama Islam dan budi pekerti memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moral, dan pengalaman seseorang. Pendidikan agama bukan hanya sekadar transfer ilmu tentang ajaran Islam, tetapi juga proses internalisasi nilai-nilai ketauhidan, akhlak mulia, dan pemahaman tentang hakikat kehidupan.

Melalui pendidikan agama Islam, seseorang tidak hanya belajar tentang rukun iman dan rukun Islam, tetapi juga memahami bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti kejujuran, keikhlasan, disiplin, dan tanggung jawab diajarkan agar menjadi bagian dari kebiasaan hidup. Dengan memiliki pemahaman agama yang baik, seseorang akan lebih mudah menghadapi berbagai tantangan hidup dengan sikap sabar, tawakal, dan penuh optimisme.

Di sisi lain, pendidikan budi pekerti melengkapi ajaran agama dengan menanamkan sikap hormat, toleransi, dan empati terhadap sesama. Dalam kehidupan bermasyarakat, akhlak yang baik menjadi jembatan dalam menjalin hubungan sosial yang harmonis. Seseorang yang memiliki budi pekerti luhur akan lebih mudah diterima dalam lingkungan mana pun, karena mereka mampu beradaptasi dengan berbagai karakter dan latar belakang sosial yang berbeda.

Pendidikan agama Islam dan budi pekerti juga berperan dalam memperluas pengalaman hidup seseorang. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam serta etika yang baik, seseorang akan lebih mudah berinteraksi dalam lingkungan yang beragam. Mereka akan lebih terbuka terhadap perbedaan, mampu berpikir kritis dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral, serta memiliki kesadaran untuk terus belajar dan berkembang.

Lebih dari itu, pendidikan agama dan budi pekerti memberikan bekal dalam menghadapi era modern yang penuh tantangan. Di tengah derasnya arus informasi dan perubahan budaya, seseorang yang memiliki dasar agama yang kuat dan budi pekerti yang baik akan lebih bijak dalam menyikapi perkembangan zaman tanpa kehilangan identitasnya sebagai seorang Muslim yang berakhlak mulia.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, khususnya generasi muda, untuk mendapatkan pendidikan agama Islam dan budi pekerti yang baik sejak dini. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam moral dan spiritual, sehingga mampu memberikan manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.